Ikhlas merupakan sumber kedamaian -Rini Suryani-

Sabtu, 14 Juni 2014

Terluka kembali

     Saat ini aku duduk di kelas 11. Yang berarti telah setahun berlalu semenjak aku pertama kali jatuh cinta sekaligus patah hati.

     Banyak hal yang kulewati setahun ini. Banyak yang datang dan pergi. Aku mulai terbiasa. Karena aku juga telah mencoba untuk menutup hati ini.

Kembali berkenalan
Sebentar lagi ujian nasional akan diadakan. Perpisahan juga akan diadakan setelahnya. Aku turut serta dalam menyelenggarakan acara itu. Bukan hanya perpisahan, aku juga terlibat dalam suatu hal. Dan disini aku bertemu seseorang. Seseorang yang sering memperhatikanku.

Aku mendapati ada yang meng-invite bbmku. Dia adalah seseorang yang memperhatikanku kemarin. Aku tidak curiga karena kami memang berurusan untuk menyelenggarakan suatu acara. Kupikir dia akan membahas hal itu.

Tiap hari aku mendapat bbm dari orang itu. Bukan membahas acara yang akan diadakan. Dia memberi perhatian, bercanda dan mengucapkan selamat malam. Aku merasa takut.

Banyak yang telah mengatakan dia playboy. Dia memang pandai merayu dan segala macamnya. Aku makin merasa takut. Sejak awal aku sudah membalas seadanya. Terlebih aku membalas hanya karena segan. Ini makin aneh.

Hmmm...
Aku semakin lama mulai melihat sisi lain dari dia. Dia memang tampak dengan rayuan gombal. Namun di sisi lain dia baik. Dia layak menjadi seorang abang. Namun cinta memang kurang ajar. Datang tanpa diminta.

Cinta seringkali membuat seseorang buta terhadap kenyataan. Tuli terhadap yang orang katakan. Cinta membuat seseorang tampak bodoh berada didalamnya.

Perpisahan dilaksanakan. Aku bertemu dengannya, kami berfoto. Hal yang tidak kusangka terjadi. Dia mencium tanganku. Aku merasa geli. Aku tidak suka. Tapi sekali lagi cinta membodohiku.
Dia menembakku. Banyak hal yang kupikir dan kupertimbangkan. Tapi kebodohanku masih berlanjut.

Awalnya indah. Setelah beberapa saat mulai dekat, sifat aslinya mulai tampak. Semakin renggang. Semakin menjauh. Dia memutuskan hubungan kami.

Terluka tentu saja. Pertama kali merasakan senang sekaligus sakit yang seperti ini. Ternyata dia dekat dengan perempuan lain. Tapi hati ini tidak begitu perih. Karena ini semua berawal dari ketakutan.
Mungkin karena aku pernah terluka sehingga hatiku telah membuat antibodinya sendiri. Dan juga karena aku telah tahu dia playboy dan mungkin aku sudah menebaknya.

Sama halnya dengan cinta pertama, tak selamanya orang yang dekat dengan kita akan menjadi jodoh kita.

Penyembuh atau penambah luka?

     Aku telah mencoba dengan keras namun move on dari cinta pertamaku tidaklah mudah. Walau sulit, akhirnya tetap berhasil dengan hadirnya cinta baru. Kebahagiaankah?

Awal perkenalan

Malam yang sunyi hanya ditemani oleh sebuah novel. Hp ku tiba-tiba berbunyi. Pesan singkat dari seseorang, entah siapa. Aku membalasnya dengan cuek. Memang sudah sikapku begitu terhadap cowok yang mengajak berkenalan.

Hati yang mulai luluh

Tiap hari dia mengirimiku pesan singkat. Aku yang awalnya cuek, lama kelamaan menikmatinya. Mulai terasa asyik pikirku. Pagi siang sore ia mengirimiku pesan singkat. Bertanya sedang apa, udah makan apa belum, lalu membahas hal lainnya. Perasaan terhadap cinta pertamaku tampaknya kian memudar. Apa aku jatuh cinta lagi?

Kabar mengagetkan

Malam ini aku menerima pesan singkat lagi. Namun isinya berbeda dari sebelumnya. Sebuah kata 'maaf' karena ia telah kembali kepada mantannya. Perih namun aku menerima kenyataan ini.

Seminggu setelah malam itu, aku mendapati pesan singkat dari dia. Aku membalas sekadarnya karna aku tidak ingin mengganggu hubungan orang lain.

Keesokannya dia mengirimiku pesan singkat lagi. Aku makin tidak enak, aku menanyakan kabar pacarnya dan dia mengatakan sekadarnya. Aku makin cuek bahkan seringkali tak membalas.

Sekali lagi aku mendengar kabar mengagetkan. Dia telah putus kembali. Perasaanku bergejolak. Dia yang selalu mengirimiku pesan duluan, lalu aku membalas dengan cuek. Lantas mengapa ia tiba-tiba berpisah lagi?

Aku memaksanya untuk kembali kepada mantannya. Namun ia enggan. Aku semakin tidak enak. Lantas dia tetap mengirimiku sms. Aku semakin bingung.

Penyembuh atau penambah luka?

Hari perpisahan kelas 12 telah diadakan. Sampai hari ini pun hubungan kami tetap janggal. Dia mencariku hari itu lalu kami bertemu. Sama-sama diam. Kemudian temanku mengusulkan berfoto.

Tak lama dari hari itu ia jadian. Namun kini bukan dengan mantannya melainkan dengan orang lain. Aku hancur. Hati ini terluka. Selama ini aku hanyalah pelampiasan baginya. Sebuah boneka tak berharga.

Di kala ia bosan ia mencariku. Di kala ia rapuh ia mencariku. Memanggilku 'sayang' bahkan tanpa ada kejelasan hubungan. Aku yang polos dulu benar-benar bodoh akan cinta. Sangat bodoh hingga mau saja dibohongi berkali-kali.

Ternyata ia hadir bukan sebagai penyembuh hati ini. Ia menggoreskan luka yang lebih dalam. Hingga hati ini semakin terluka.

Pada kisah ini aku belajar suatu hal. Walau kita mencoba berbagai hal untuk move on, termasuk mencari cinta baru. Janganlah kita dengan mudahnya menerima cinta yang disuguhkan dari seseorang.

Karena sesungguhnya move on itu bukan dengan pindah ke lain hati tapi seharusnya pindah ke hal lain. Itulah penyembuhan yang tepat.

Mungkin dulu kami sempat terlibat hubungan yang aneh, tapi sekarang kami baik-baik saja. Karena sudah prinsipku untuk tidak bermusuhan dengan siapapun.

By: Rini Suryani^^

First Love, Yeah

     Udah lama gak nulis blog. Terakhir itu 2 tahun yg lalu di blog rainierini.blogspot.com berhubung udh kelamaan gak dibuka yaa jadinya lupa alamat emailnya hehe.

FIRST LOVE
     Banyak hal yang dirasain pas pertama kali jatuh cinta. Senang, sedih, kecewa, geer, melayang, berharap, and bla bla bla. Ini cerita lama sekitar 3 tahun yang lalu. Dan, first love aku dimulai dari sini...
    
Awal masuk SMA

Berserakan anak-anak yang baru memasuki dunia SMA, mereka lagi sibuk dengan ke-gaul+alay-annya.
Seperti berada di tempat asing, terlihat di sudut sekolah ada anak cewek dengan muka polos sendirian. Dia kebingungan. Mendaftar di sekolah luar kota tempat tinggalnya. Sendirian tanpa teman.

Ya, itu aku.

Dulu aku masih begitu polos. Dengan kepolosan ini mana mungkin aku jatuh cinta haha tapi cinta memang tak memandang siapa kamu dan berapa umur kamu.

Pertama kali mengenal

Masuk sekolah tanpa ada MOS itu rasanya gak sah. Yaa emang banyak dikerjainnya ketimbang diajarin, tapi pengalaman yang didapat juga gak begitu buruk. Sulit untuk dilupakan.

Terlebih untukku.

MOS itu dibagi dalam beberapa gugus, aku berada di salah satunya. Tanpa mengenal seorangpun di dalamnya. Di gugus ini aku menemukan sesuatu yang berbeda.

Bertatap mata tanpa sengaja di ruangan kelas. Pandangan mata yang menurutnya biasa saja namun bagiku cukup membuat jantung ini berdebar kencang. Jatuh cinta memang bisa membuat kita menjadi berlebihan.

Menyadari ternyata aku jatuh cinta

Awalnya aku tak mengakui atau mungkin tak mengetahui mengapa aku selalu ingin memperhatikannya walau dari jauh. Entahlah aku yang polos dulu memang tak mengerti apa-apa tentang cinta.

Teman sebangku yang tiap hari memperhatikan gerak-gerikku tiba-tiba saja berkata "kamu suka sama dia yaaa"
Suka? Ya mungkin saja, suka itu menandakan aku cewek normal. Tentu saja.

Singkat cerita, dia jadian.
Aku mendengar kabar ini dari temanku. Aku mendadak terdiam. Perasaanku aneh. Dadaku sesak, mataku panas. Lalu, airmataku mengalir...

Kata orang, disaat kita membuat seseorang tertawa maka orang itu menyukai kita. Namun disaat kita membuat ia menangis maka orang itu mencintai kita.

Berusaha melupakan

Pertama kali jatuh cinta sekaligus patah hati. Melayang lalu terhempas. Senang lalu sedih. Berharap lalu kecewa.
Hal yang dapat dilakukan hanyalah move on. Namun itulah fase terberat dari jatuh cinta.

Sulit bukan berarti tidak bisa.

Walau waktu yang berlalu cukup lama, airmata yang terbuang cukup banyak, namun akhirnya aku berhasil move on.

Tak semua orang bisa berjodoh dengan cinta pertamanya. Namun cinta pertama tetaplah sesuatu yang layak untuk dikenang dan takkan terlupakan seumur hidup kita.

     Kepada first love ku terima kasih sudah mengenalkanku akan cinta, walau kau tak berperan langsung di dalamnya.

By: Rini Suryani^^