Ikhlas merupakan sumber kedamaian -Rini Suryani-

Minggu, 15 Juni 2014

Jatuh hati atau sekedar bercanda?

     Jatuh cinta lagi. Kepada orang yang terlihat setiap hari selama 3 tahun. Akankah bahagia? Atau kembali terluka?

Sikapnya yang tak henti-henti mengusik dan memperhatikanku membuatku ingin tahu apa sebenarnya yang ada dipikirannya.
Aku bertanya kepada temannya, dan mereka berkata "dia menyukaimu"

Sebuah kalimat yang mampu menggetarkan hati ini. Tidak! Aku tidak boleh berharap. Dengan begini saja sudah membuatku senang. Aku tidak boleh mengharapkan hal yang lebih dari ini.

Namun, sikapnya yang semakin lama membuatku bingung menyebabkan harapan itu semakin besar tiap harinya. Begitupun cinta yang ada.

Menyembunyikan cinta tak semudah menyembunyikan batu dalam genggaman. Sepertinya ia mulai sadar akan cinta yang kurasa. Ia mulai mengetahui perasaan ini. Dan sikapnya canggung kemudian menjauh...

Perubahan sikap yang ia lakukan begitu menyakitkan. Opini negatif yang bergejolak semakin memenuhi otak ini. Membuat dada ini sesak.

Dia menjauh...
Dia tidak mencintaiku...
Dia tak pernah serius terhadapku...
Dia hanya bercanda...

I was never able to joke with love. Because i think love is real. So, don't joke about love with me, because it's simply not funny

Perih. Sekelebat pikiran-pikiran itu kian menyelimuti. Aku makin terpojok. Aku merasa begitu rapuh. Aku tidak tahu apa aku sanggup bertahan dengan pandangan matanya setiap hari.

Aku hanya mampu berdoa, menengadahkan tanganku kepada Allah.
Ya Allah bantu aku hapuskan rasa ini, bantu aku untuk berhenti berharap.

17 bukanlah segalanya, bersama rasa harap yang tak kunjung hilang

Ini hari ulangtahunku. Tepat jam 12 malam, banyak berdatangan ucapan dan doa dari orang-orang. Aku bersyukur dan berterimakasih.

Lalu kemudian sunyi. Orang-orang telah terlelap tidur. Aku berulangtahun hari ini. Tepat 17 tahun. Orang berkata 'sweet 17' yang berarti akan ada hal spesial di hari ini. Tentunya semua berharap begitu.

Tetapi, aku disini bukan merasa bahagia menyambut ulangtahunku. Yang kulakukan meneteskan airmata. Membuat mataku bengkak. Sesungguhnya aku tidak mengetahui pasti penyebabnya.

Indeed, love is usually painful. But for some reason, now it feels far more painful. And i can't explain my feelings.

Ketika hati ingin menangis, maka menangislah ia walau tanpa sebab yang pasti.

Mungkin aku mengharapkan sesuatu yang spesial dari dia, hari ini. Karena ini ulangtahunku yang ke-17. Tidak salah memang mengharapkan sesuatu yang spesial.

Namun, jangan terlalu berlebihan. Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk berharap. Karena 17 bukanlah segalanya.

Di sekolah aku mendapat ucapan dan surprise dari teman-temanku. Aku sangat berterima kasih. Ini sangat berarti bagiku. Mereka membuatku melupakan kesedihanku.

Dan surprise mengejutkan datang dari dia. Teman sekelas 3 tahun. Ini sangat membuatku kaget. Dia tidak mengucapkan ulangtahun sama sekali lalu bersama temanku memberi surprise. Aku bahagia.

Aku benar-benar merasakan 'sweet 17' kejadian istimewa bersama orang yang istimewa bagiku. Aku begitu bersyukur. Airmataku berganti senyum kebahagiaan.

Memang yang namanya hati, jika sudah jatuh sulit untuk ditarik kembali. Bahkan makin jatuh ke dasar.

Hatiku semakin menuntut. Pikiranku kembali membuat opini-opini. Harapku kian tinggi. Apa tujuannya memberiku surprise?

Apa dia benar-benar jatuh hati terhadapku? Atau dia hanya ingin membahagiakanku di hari ulangtahunku?
Tanya yang sangat ingin ku tahu jawabannya.



Berawal dari ejekan berujung menjadi cinta

     Akhirnya aku telah menjadi murid kelas 12. Setelah dipermainkan oleh seseorang, awalnya sempat galau, namun tak berlangsung lama. Kini aku bangkit lagi. Kini aku mulai ceria. Semakin banyak berteman dan menggila bersama.

     Kelas baru, suasana baru. Aku ingin sesuatu yang baru. Aku memangkas rambutku yang awalnya dari sepinggang menjadi sebahu. Ahh rasanya lega sekali, enteng.

     Namun setelah aku memotong rambutku, banyak yang menyangka dikarenakan aku stress baru dibohongi oleh seseorang. Aku hanya tertawa. Kurang penting apa, aku stress karena orang seperti dia. Ini murni karena aku ingin merubah penampilan.

Tidak berkenalan seperti sebelumnya karena sudah lama mengenal
Awal kelas 12 masih biasa saja tidak ada yang istimewa. Namun, ada seseorang yang seringkali mengusik. Itu temanku. 3 tahun kami selalu sekelas, ajaib memang.

Dia punya kebiasaan mengganggu anak-anak cewek. Termasuk aku. Bukan playboy tapi bisa dibilang genit. Berhubung aku yang memiliki rambut paling pendek di kelas ini aku menjadi incarannya tiap hari.
"Nih anak doyannya ngibas-ngibas rambut cewek. Gangerti gue serunya dimana"

Bukan hanya diganggu tapi juga diperhatikan. Risih, awalnya. Namun lambat laun, aku mulai terbiasa.
Perasaan mulai terbiasa ini perasaan yang berbahaya. Karena disaat dia tidak mengusikku, aku merasa ada yang kurang, merasa aneh dan sepi...
Mungkin ia hanya ingin mencoba menjadi teman akrabku, pikirku.

Sejak awal aku berupaya untuk menutup hati ini. Tidak ingin jatuh cinta dulu. Bukan karena trauma, hanya saja ingin menikmati quality time sendirian.

Dia menggangguku. Dan itu membuat teman-teman yang melihat, mengejek kami berdua. Semakin risih dan aneh. Tanpa bicara, hanya berdiri di sebelahku sudah membuat sekelas heboh. Betapa itu memuakkan.

Bukan aku membencinya, hanya saja aku tidak ingin membuat hal ini semakin rumit. Kami berteman, 3 tahun sekelas, lantas jika kami akrab apa itu aneh?

Mungkin saja ia baru melihatku di kelas 3 ini. Dulu aku begitu pendiam hingga tidak asyik dijadikan temannya, tidak seperti sekarang aku menjadi cerewet. Aku kembali membuat opini-opini.

Awalnya aku berpikir begitu. Tiap hari aku mengatakan 'tidak, aku tidak menyukainya'
Selalu. Hingga aku bosan menyangkalnya.
Hal-hal yang dia lakukan, kedekatannya dengan perempuan lain semakin membuatku yakin kekokohan dinding hati ini dapat dihancurkan juga akhirnya. Begitu menyebalkan.

Karena tak ada hal yang dapat dirubah lagi ketika hati telah memilih dimana ia akan berlabuh.
Aku jatuh cinta lagi. Kali ini kepada orang yang kulihat tiap hari selama 3 tahun.

Mungkin terlihat aku mudah jatuh cinta melalui tulisan singkat ini. Namun hal yang terjadi tak sesederhana yang dibaca.

Fase yang kulewati tak sesingkat tulisan ini.