Ikhlas merupakan sumber kedamaian -Rini Suryani-

Selasa, 28 Oktober 2014

Aku Rindu.

Hari ini bertepatan dengan hari sumpah pemuda haha tapi gak ada hubungannya dengan yang bakal gue tulis. Waktu yang berjalan itu emang gak berasa yaa, cepet banget. Sekarang gue udah kuliah aja perasaan baru kemaren ikut MOS SMA hahaha...


Waktu terus berjalan, mengalir layaknya aliran sungai.
Enam bulan telah berlalu semenjak saat itu. Banyak hal yang terjadi, terlalu banyak. Tapi tentunya semua hal yang terjadi mengarah ke hal yang lebih baik. Perubahan demi perubahan terus terjadi, mendesak keluar untuk merubah semua hal yang buruk menjadi hal yang baik.

Berjalan berdampingan bukanlah takdir kita...
Sejak awal mungkin kami memang tak pernah ditakdirkan bersama, bahkan sejak awal seharusnya kami tak pernah berjalan berdampingan. Walau aku tak menyalahkannya, namun aku tetap merasa ada setitik kecil penyesalan yang berkata "mengapa aku sempat berjalan berdampingan denganmu, seharusnya aku tak pernah memilih jalan itu". Bukan jalan yang telah kami lalui yang kusesali, tapi keputusanku untuk membuka celah sehingga ia bisa memasukinya. Seharusnya sejak awal aku tetap menutup rapat, harusnya kuabaikan semua usikan.

Namun karenamu aku belajar banyak hal.
Setiap manusia tentu memilki berbagai pengalaman, dan dari pengalaman itulah kita mempelajari banyak hal. Berjalan berdampingan dengannya merupakan pengalaman yang menceritakan banyak hal, pengalaman yang sulit dilupakan bahkan hingga sekarang. Sebuah pengalaman yang memberikanku pemahaman yang lebih dalam terhadap kehidupan.

Seperti yang pernah aku katakan, aku tidak tahu hingga kapan perasaan ini akan tetap betah melekat, entah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menariknya keluar. Namun jika dibilang aku tidak pernah berusaha, itu merupakan salah besar. Tiap harinya tentunya terus kucoba untuk menariknya keluar. Hal yang terjadi mungkin bukan perasaan yang tidak merekat lagi dan menghilang, tapi lebih kepada sedikit banyak rasa itu "tertutupi" oleh kesibukan dan semua hal yang kucoba lakukan untuk mengalihkannya.

Aku bersyukur setidaknya usaha yang telah kulakukan tidak sia-sia. Airmata yang seringkali jatuh dulu, telah berkurang kian berkurang hingga kini amat jarang menetes. Kegalauan yang mendatangiku tiap malam kini dapat kuabaikan dan kucoba untuk tidak memikirkannya. Perubahan besar menurutku.

Kesibukan ini memang membantuku mengalihkannya. Membuatku bangkit dan terus melangkah maju. Namun tak dapat dipungkiri kesibukan ini tak dapat menghilangkan rasa kesepian yang seringkali menghinggapi. Rasa kesepian itu terus muncul dan seringkali diikuti rasa rindu. Bukan kegalauan ataupun rasa harap yang dirasa, namun hanya rasa rindu.

Rindu akan semua kenangan, rindu ketika bersama. Berada di tempat yang sama sekarang pun tak membuat rasa rindu ini menghilang. Melihatnya dari jauh, atau saling bertatap mata pun tetap membuatku merasa rindu. Disaat kami baru mengenal, hanya sekedar teman, mulai dekat, muncul rasa, berjalan berdampingan, bertengkar, berpisah, canggung, hingga kini berada di tempat yang sama. Semua hal yang terjadi dari awal hingga saat ini, aku rindu. Aku rindu segalanya.