Ikhlas merupakan sumber kedamaian -Rini Suryani-

Senin, 16 Juni 2014

Terjawablah segalanya

     Masih dengan hati yang menanti jawaban. Menanti seseorang mengatakan kejujuran. Hati yang mencari arti, mencari tempat berlabuh...
     Aku meresapi irama serta lirik musik yang kuputar. Malam ini begitu sendu akupun tak tau alasannya. Lantunan musik semakin kuat. Airmataku perlahan mengalir...

Someday
Larut malam. Dengan airmata yang masih mengalir dan disertai senyum sumringah. Membaca apa yang tertulis di hpku berkali-kali. Masih setengah percaya.
Kami mengutarakan apa yang kami rasakan selama ini. Dia memang menyukaiku semenjak ia mulai menggangguku. Namun ia takut untuk memulai, ia takut mengulang kesalahan di masa lalu.

Pengalaman yang luar biasa. Tiap detik dapat melihat sang pujaan hati. Indah? Tentu saja. Terlebih jika berdua dengan orang yang disayang.
Kami semakin dekat tepat disaat semester pertama kelas 12 telah berakhir. Walau telah mengenal lama, kami tetap canggung. Lucu, jatuh cinta membuat orang terlihat kikuk bersama.
Hari-hari indah kami lewati. Perkelahian dengan orang yang dekat dengan kita, hampir tidak mungkin. Terlebih karena berada di kelas yang sama, memang terlihat indah sekaligus menyakitkan.
Sepanjang perjalanan cintaku di SMA, ini pertama kalinya aku merasa disayang dengan orang yang aku sayangi. Aku bahagia hingga perasaan egois karena telah merasa dekat menjadi semakin besar. Aku takut kehilangan dia.
Banyak hal yang terjadi, aku bahagia bersamanya. Semua hal yang dia lakukan membuatku semakin menyayanginya. Perhatian, kasih sayang, tatapannya...
Aku mencintainya melebihi diriku sendiri. Aku rela mengorbankan segalanya untuknya. Aku mencintainya dari lubuk hati yang terdalam. Aku bahagia bersamanya... Aku bahagia bersama orang yang kucintai...
Sayang ini semakin besar, tiap harinya. Walau sifat fleksibel yang ia miliki mengikis hati ini tiap hari, namun cinta ini lebih besar.
Karena sebesar apapun kesalahan yang ia buat, akan selalu ada maaf untuk dia yang kita cintai.
Terkikis sedikit demi sedikit. Namun cintaku tetap bertahan. Aku selalu meminta maaf di setiap perkelahian. Aku selalu mencoba mengerti dan memahami. Selalu mengalah. Karena aku mencintainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar